Kamis, 26 September 2013

media gambar/foto dan sketsa dalam pengembangan media PAI




BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, media grafis sudah tidak asing ditelinga kita. Sering kali kita mendengar kata media grafis, kemudian apa yang ada difikiran anda ketika mendengar media grafis? Sebagian orang mengatakan bahwa media grafis adalah media yang menggunakan gambar.Namun lebih tepatnya, media grafis dapat diartikan sebagai media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar.
Bagian media grafis meliputi, media gambar/foto, sketsa, bagan, grafik, poster dan lain sebagainya. Dalam makalah ini hanya akan membahas tentang media gambar/foto dan media sketsa. Dimana gambar/foto adalah salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dan media sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
Makalah ini mengenai media gambar/foto dan media sketsa. Pertama media gambar/foto. Yang akan di bahas dalam poin pertama yaitu tentang pengertian media gambar/foto, ciri-ciri/karakteristik media gambar/foto, macam-macam media gambar/foto, kekurangan dan kelebihan media gambar/foto, prosedur pembuatan dan penggunaan dalam pembelajaran. Kedua, media sketsa. Yang akan di bahas dalam poin kedua yaitu tentang pengertian sketsa, kekurangan dan kelebihan sketsa, prosedur pembuatan dan penggunaan dalam pembelajaran. Dan ketiga tentang contoh penggunaan dalam pembelajaran PAI yang berisi RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     MEDIA GAMBAR/FOTO
1.        Pengertian Gambar/Foto
Foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realitas. Foto ini dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi ditempat yang lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu. Kalau kita memerlukan hasil yang hitam putih pergunakanlah film hitam putih dan bila kita menghendaki hasil yang berwarna maka gunakan film yang berwarna.[1]
Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.[2]
Gambar/foto merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya (Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, 1997:71).[3]
Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih ketrampilan berpikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajenasi siswa. Misalkan diberikan kepada siswa sebuah gambar, kemudian mereka disuruh untuk menceritakan kejadian yang nampak pada gambar sesuai dengan persepinya.[4]

2.        Ciri-Ciri Gambar/Foto
Penggunaan media pembelajaran hendaknya dapat mencapai hasil paling baik dalam situasi pembelajaran yang diharapkan, untuk itu perlu memahami karakteristik setiap media. Karakteristik media gambar ialah:[5]
a.       Gambar adalah media dua dimensi, dan dari sudut pandang pembelajaran hal itu menjadi sangat penting, terutama bagi peerta didik usia muda atau untuk materi pembelajaran yang rumit.
b.      Gambar adalah medium yang ‘diam’, oleh karena itu dalam hal ini sering dipergunakan istilah gambar tetap atau gambar diam untuk menyatakan bahwa gambar itu tidak bergerak.
c.       Gambar menekankan gagasan pokok dan impresi bahwa untuk menilai dan memilih gambar yang baik harus menampilkan satu gagasan utama.
d.      Gambar memberi kesempatan untuk diamati rincinya secara individual
e.       Gambar dapat menyajikan berbagai materi pelajaran, segala macam objek dapat dilihat dari yang konkrit sampai kepada gagasan yang abstrak.
3.      Macam-Macam Gambar/Foto
Ada beberapa macam media gambar/foto, antara lain:[6]
a.       Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat.
b.      Foto aktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya: gempa, topan, dan sebagainya.
c.       Foto pemandangan, yaitu gambar yang melukiskan pemandangan sesuatu daerah/lokasi.
d.      Foto iklan/reklame, yaitu gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang atau masyarakat konsumen.
e.       Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang mengungkapkan message (pesan) tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide anak didik.

4.      Kekurangan dan Kelebihan Gambar/Foto
Kelemahan media gambar/foto antara lain:[7]
a.    Sifatnya konkrit, gambar/foto lebih realistas menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b.    Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat di bawa ke kelas, dan tidak selalu bisa: anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa lampau, kemaren atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tak dapat kita lihat seperti apa adanya gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
c.    Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar/foto.
d.    Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah dan mebetulkan kesalahafahaman.
e.    Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan-kelamahan, yaitu:[8]
a.    Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b.    Gambar/foto gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
c.    Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
5.      Prosedur Pembuatan dan Penggunaan dalam pembelajaran
Gambar/foto merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu, pepatah cina mengatakan bahwa “sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.” Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas/lainnya. Adapun foto adalah gambar barang (orang, binatang, dan sebagainya) yang dibuat dengan alat pemotretan/kamera. (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: 28).[9]
Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat dikenal setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini di sebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya. Gambar termasuk pada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok. Pertama flat opaque atau gambar datar tidak tembus pandang, seperti gambar, foto, dan lukisan tercetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, seperti film, film slides, film strips, dan transparencis.[10]
Gambar pada dasarnya membantu peserta didik dan membangkitkan minatnya pada pelajaran. Gambar dipilih dan dipergunakan sesuai dengan tujuan khusus materi pelajaran, artinya tidak bisa gambar itu hanya dipertunjukkan secara tersendiri, melainkan harus dipadukan dengan materi pelajaran tertentu. Namun demikian, terlalu banyak mempergunakan gambar pada saat yang sama akan merugikan proses belajar mengajar. Oleh karena itu pilihlah gambar yang dapat mengembangkan pemahaman bagi peserta didik.[11]
Prinsip-prinsip pemakaian gambar pada setiap kegiatan pembelajaran, antara lain:[12]
a.       Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran.
b.      Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektifan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan.
c.       Pergunakan gambar seefektif mungkin.
d.      Kurangi penambahan kata-kata pada gambar.
e.       Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.
f.        Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus.


B.     MEDIA SKETSA
1.      Pengertian Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa. Skatsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.[13]
Seni sketsa sudah banyak dibicarakan orang lewat koran-koran atau pameran tertentu, sehingga bukan merupakan barang baru. Sketsa sudah merupakan tradisi sejak seni lukis ada. Seni sketsa adalah seni yang pertama lahir, kita dapat melihat lukisan-lukisan kuno yang terdapat di gua-gua Altamira danPerancis Selatan, demikian juga pada gua-gua Leang-Leang Sulawesi Selatan dan gua Abba di Irian Barat merupakan garis sketsa yang magis.
2.      Kekurangan dan Kelebihan Sketsa
Kelebihan dari media pembelajaran sketsa ini antara lain :
a.       Sifatnyakongkrit.
b.      Dapatmengatasiruangdanwaktu.
c.       Dapatmengatasipengamatanmata.
d.      Dapatmenjelaskanmasalah.
e.       Murah dan mudah.
Kekurangan dari media pembelajaran sketsa adalah :
a.       Hanyamenekankanpersepsiinderamata.
b.      Jikabendanya / gerakannyakomplekskurangefektifuntukpembelajaran.
c.       Ukurannyasangatterbatasuntukkelompokbesar.

3.      Prosedur Pembuatan dan Penggunaan dalam Pembelajaran
Dalamaktivitaspembelajaran, pengajardapatmenjelaskansesuatusecaralisanatau verbal.Apabilapengajaringinpenjelasannyalebihjelasdandapatmenarikperhatianpembelajar, sebaiknyapengajarmenunjukkanbenda-bendasebenarnya.Tetapiapabilapengajartidakdapatmenunjukkanbenda-bendasebenarnya, dapatmenunjukkangambarataufotodaribenda-bendasebenarnya, tetapilangkahinimemerlukanwaktudanbiaya yang lebihbanyak, makapilihanmenggunakansketsa, adalahmerupakan alternative yang menguntungkandalam proses pembelajaran, sebabselaindapatdibuatpengajarsendirisecaralangsungdancepat. Pengajarjugasambilmembuatdankemudianmenjelaskanpelajaran.[14]
Gambarskestamerupakangambar ide awaluntukmengekspresikangagasantertentukedalamgambardisain.Merangkumaspek-aspek desaingambarawal yang memerlukanolahanlebihlanjut.Gambarsketsamerupakansaranakomunikasiawaluntukperancang (yang menggambar) maupun orang lain. Menggambarsketsapadadasarnyaadalahmenarikgarisdengantanganbebas, tanpadibantumistarataupenggaris. Dengandemikiankualitasgarisharusdiperhatikansesuaidengankarakterdanjenisgambar yang akandisajikan. Kualitasgaris yang dibuatoleh pensilakanditentukanolehtingkatkehitaman (ketebalan) garisdanlebargaris. Padagambarsketsa, semuagarisharusdimulaidandiakhiridengantegasdanharusmempunyaikaitan yang logisdengangarislainnyadariawalsampaiakhir.Biladuagarismembentuksudutatauperpotongan, keduaujungnyaharusbertemu, tidakbolehkurangataulebih.
C.     Contoh Penggunaan dalam PembelajaranPAI
SD/MI                         :  ____________________
Mata Pelajaran             :  Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester          :  VI / 1
Alokasi Waktu             :  45 menit
a.    Kompetensi inti
-            Membaca surah-surah Al-Qur’an
b.    Kompetensi dasar
-            Membaca Q.S. Al Maa-Idah (5) ayat 6 dengan lancar
c.    Indikator
-            Siswa mampu melafalkan Q.S. Al Maa-Idah (5) ayat 6
-            Siswa mampu mengartikan memahamiisi kandungan Q.S. Al Maa-Idah(5)ayat 6
-            Siswa mampu mempraktekan tata cara berwudlu dalam kehidupan sehari-hari.
-            Siswa mampu menghafal niat berwudlu dan do’a sesudah berwudlu
d.    Materi pembelajaran
-            Tata cara berwudlu.
e.    Kegiatan pembelajaran
1.    Pendahuluan
-       Guru-Siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian berdoĆ” bersama sebelum memulai pelajaran.
-       Guru menanyakan keadaan kelas serta keadaan siswa.
-       Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan diajarkan secara ringkas menarik dan memotivasi siswa agar bisa mengikuti pembelajaran dengan khitmat.
2.    Kegiatan Inti
-       Guru memberikan penjelasan seputar BAB wudlu.
-       Guru membacakan ayat Al Quran tentang bab wudlu dan diikuti oleh para siswa.
-       Guru menunjukan gambar/sketsa yang berhubungan dengan wudlu.
-       Siswa di minta untuk mempraktekan tata cara berwudlu sesuai dengan sketsa yang telah ditunjukan oleh guru.
3.    Penutup
-       Guru tanya jawab bersama siswa tentang hal-hal yang belum jelas dari siswa.
-       Siswa membacakan/memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah diajarkan dengan bahasa mereka sendiri.
-       Guru memberikan kesimpulan serta pengayaan terhadap siswa dan memberikan tugas kepada siswa.
-       Guru memberi salam penutup






DAFTAR PUSTAKA:

M. Basyiruddin-Asnawir, Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. cet. 1
Sudiman, Arief S dkk.  1990. Media Pendidikan (pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya). Jakarta: CV Rajawali. cet 2
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, anggota IKAPI. cet. 1
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Cet. 1
Munir.  2012. Multimedia:Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta
http://students.blog.unnes.ac.id/septiarm/, diakses 16 September 2013, 21:45



[1]Usman, M. Basyiruddin-Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) cet. 1, hlm. 47
[2] Arief S. Sudiman dkk, Media Pendidikan (pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya),(Jakarta: CV Rajawali, 1990) cet 2, hlm, 29
[3]Dr. Sukiman, M.Pd., Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, anggota IKAPI, 2012) cet. 1, hlm. 86
[4] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd.,Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana , 2012) Cet. 1., hlm. 166
[5] Prof. Dr. Munir, M.IT, Multimedia:Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2012), hlm. 261
[6]Usman, M. Basyiruddin-Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)  cet. 1, hlm. 51
[7]Arief S. Sudiman dkk, Media Pendidikan (pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya),(Jakarta: CV Rajawali, 1990) cet 2, hlm,29-31
[8]Ibid, hlm. 31
[9]Dr. Sukiman, M.Pd., Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, anggota IKAPI, 2012) cet. 1, hlm. 86-87
[10]Prof. Dr. Munir, M.IT, Multimedia:Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2012), hlm. 257-258
[11]Ibid, hlm. 258
[12]Ibid, hlm. 262-263
[13]Arief S. Sudiman dkk, Media Pendidikan (pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya),(Jakarta: CV Rajawali, 1990) cet 2, hlm. 33
[14]http://students.blog.unnes.ac.id/septiarm/, diakses 16 September 2013, 21:45